664 MEDIA ROZA, RAHMI CHANIA, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PRAKTIKUM…….
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada
Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Media Roza Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol Padang, Indonesia
Email: [emailprotected]
Rahmi Chania
Pondok Pesantren Hamka Maninjau,
Indonesia
E-mail : [emailprotected]
Abstract: This study aims to: (1) produce practicum worksheets
(LKPD) development products on science learning in Madrasah
Tsanawiyah (2) produce practicum based LKPD on science learning
with valid, practical and effective product quality. This research is a
research and development (R & D) research with 4-D models by
Thiagarajan and Sammel. The results of this study are: (1) produced
practicum-based LKPD in second semester science VIII science
learning. (2) the average value of product validity from all aspects
91% with a very valid category. The product practical value is 88%
with a very practical category. And the average value of product
effectiveness is 86% with a very effective category to increase
students' interest in learning science.
Key-Words: LKPD (Student Worksheet), Practicum, and Science
Learning.
Inti Sari: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menghasilkan produk
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
praktikum pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah (2)
menghasilkan LKPD berbasis praktikum pada pembelajaran IPA
dengan kualitas produk valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) dengan model 4-D models oleh Thiagarajan
dan Sammel. Hasil penelitian ini adalah: (1) dihasilkan LKPD
berbasis praktikum pada pembelajaran IPA kelas VIII semester II.
(2) nilai rata-rata validitas produk dari semua aspek 91% dengan
kategori sangat valid. Nilai rata-rata praktikalitas produk 88%
dengan kategori sangat praktis. Dan nilai rata-rata efektifitas produk
86% dengan kategori sangat efektif untuk meningkatkan minat
belajar IPA peserta didik.
Kata Kunci: LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), Praktikum, dan
Pembelajaran IPA.
mailto:[emailprotected]
mailto:[emailprotected]
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 665
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
1 Pendahuluan
Pendidikan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Atas dasar tuntutan mewujudkan
pendidikan tersebut, diperlukan upaya
peningkatan mutu pendidikan yang harus
dilakukan secara menyeluruh dan mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia
seutuhnya. Pengembangan tersebut meliputi
aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku,
pengetahuan, kesehatan, keterampilan, dan seni.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga
mempengaruhi seluruh kehidupan manusia di
berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan, maka kualitas sumber daya
manusia harus di tingkatkan melalui
peningkatan mutu pembelajaran formal di
sekolah, mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan bahwa karakteristik
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
terkait erat dengan standar pendidikan yang
lain, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi. SKL terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi meliputi kriteria kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, standar isi
mencakup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh
peserrta didik untuk mencapai kompetensi
lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan meliputi
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap
satuan pendidikan. Penanaman dan pembiasaan
sikap diperoleh oelh peserta didik melalui
aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Kompetensi
pengetahuan diperoleh oleh peserta didik
melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Penguasaan terhadap keterampilan
diperoleh oleh peserta didik melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta.
Untuk mencapai standar kompetensi
lulusan tersebut perlu desain pembelajaran yang
dapat menyeimbangkan dan mengaitkan antara
soft skill dan hard skill. Proses pembelajaran
berorientasi kepada aktivitas peserta didik,
dengan cara menemukan sendiri suatu konsep
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Pembelajaran juga harus di desain untuk
mengutamakan penerapan nilai-nilai
keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas. Dengan demikian
akan menghasilkan peserta didik yang memiliki
keterampilan yang dibutuhkan di abad-21.
Keterampilan tersebut meliputi berfikir kritis
dan mampu menyelesaikan masalah, memiliki
kreatifitas dan inovasi, mampu berkolaborasi,
serta mampu berkomunikasi. Pembelajaran
seperti inilah yang diharapkan pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di
sekolah/madrasah di era revolusi industri 4.0
ini.
IPA merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang melalui langkah-langkah metode
ilmiah, yaitu observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis
melalui eksperimen, penarikan kesimpulan,
serta penemuan teori dan konsep (Trianto,
2011). IPA atau sains dalam pendidikan di
Indonesia merupakan mata pelajaran yang
penting. Ini dapat dilihat bahwa mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dari sejak
dini seperti di tingkat SD sampai SMA/MA.
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 666
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Untuk mempelajari IPA peserta didik tidak
cukup dengan memperhatikan apa yang
disampaikan oleh pendidik dan membaca saja,
namun perlu melakukan percobaan/praktikum
agar peserta didik memiliki keterampilan proses
sains dan lebih memahami konsep IPA.
Pembelajaran IPA di sekolah/madrasah
tidak hanya menekankan pada penguasaan
terhadap kumpulan pengetahuan alam yang
berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum tetapi
juga pada suatu proses penemuan. Menurut
Vesa (2014) pendidikan tidak hanya bertujuan
memberikan materi pelajaran tetapi lebih
menekankan bagaimana mengajak peserta didik
untuk menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik
dapat mengembangkan kecakapan hidup (life
skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan. Implikasi dari hal
ini adalah bahwa pendidik maupun peserta
didik perlu memiliki aktivitas-aktivitas dan pola
pikir yang cermat, kreatif, dan kritis dalam
pembelajaran IPA.
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum
2013 sangat sesuai dalam proses pembelajaran
IPA dengan alasan: (1) kegiatan pembelajaran
dalam kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan ilmiah, hal ini sangat sesuai dengan
hakekat IPA; (2) membiasakan peserta didik
dengan serangkaian proses pembelajaran dalam
kurikulum 2013 untuk menemukan dan
memahami suatu konsep materi, sehingga
konsep materi yang diperoleh tidak hanya
bersumber dari pendidik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa IPA
sebagai mata pelajaran yang mendasari
perkembangan kemajuan teknologi dan konsep
hidup harmonis dengan alam, merupakan
pembelajaran yang tidak hanya menekankan
pada penguasaan kumpulan pengetahuan alam
yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum.
IPA juga menekankan pada suatu proses
penemuan dan pemupuk sikap.
Hakekat dan tujuan pembelajaran IPA
yang diharapkan dalam Kurikulum 2013
tersebut tidak diimbangi dengan kenyataan yang
ada saat ini. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara terhadap beberapa orang guru IPA
di Madrasah Tsanawiyah di Kota Padang,
diperoleh data bahwa guru madrasah belum
sepenuhnya menggunakan bahan ajar berupa
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) jenis
eksperimen. Bahan ajar yang sering digunakan
oleh guru adalah buku cetak. Sedangkan LKPD
hanya digunakan pada saat ingin mengerjakan
latihan-latihan saja. Selain itu LKPD yang biasa
digunakan berupa LKPD dari suatu penerbit
tertentu dan belum memuat percobaan-
percobaan sederhana yang dapat dilakukan di
kelas atau laboratorium. LKPD yang digunakan
dominan berisi soal dan penyelesaian
perhitungan-perhitungan fisika.
Selain itu, praktikum jarang digunakan
dalam pembelajaran IPA. Jika pembelajaran
IPA seharusnya dilakukan dengan praktikum,
biasanya guru mengganti dengan demonstrasi
di depan kelas, peserta didik diminta mengamati
tanpa melakukan sendiri. Sehingga kemampuan
berfikir peserta didik tidak bisa berkembang
dengan optimal. Dalam mengerjakan soal-soal,
peserta didik sering dilatih hanya pada
kemampuan mengingat dan mamahami materi.
Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
jarang diberikan kepada peserta didik. Padahal
kemampuan ini dapat dilatih melalui percobaan
(praktikum) dan didukung dengan LKPD yang
sesuai.
Praktikum merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam pembelajaran IPA.
Melalui praktikum peserta didik akan lebih
paham akan konsep yang dipelajari, dapat
menumbuhkan minat untuk belajar sains,
keterampilan sains menjadi berkembang, serta
dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik.
Salah satu metode untuk memberikan
pengalaman yang utuh kepada peserta didik
adalah melalui praktikum baik di dalam kelas,
di laboratorium atau di lingkungan lainnya.
Menurut Reigeluth, melalui praktikum di
laboratorium peserta didik akan mendapat
pengalaman belajar melalui interaksi dengan
bahan-bahan baku/mentah. Laboratorium juga
berfungsi sebagai sumber belajar yang peralatan
dan cara pemakaiannya berbeda dengan
perpustakaan sehingga ditempatkan di gedung
atau ruangan terpisah dari perpustakaan
(Sitepu, 2014).
Jadi, dengan adanya praktikum peserta
didik lebih sering melakukan percobaan-
percobaan yang dapat meningkatkan
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 667
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
keterampilan proses sains serta pemahaman
konsepnya. Metode praktikum dalam proses
pembelajaran IPA tidak terlepas dari metode
ilmiah (scientific method). Metode praktikum
adalah cara penyajian pelajaran, dimana peserta
didik melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, serta
mengamati suatu objek.
Agar proses pembelajaran berjalan
lancar dan tujuan pembelajaran tercapai, maka
perlu dilengkapi dengan bahan ajar. Bahan ajar
merupakan seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun tidak,
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar
(Prastowo, 2014). Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah
bahan yang digunakan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Bahan ajar yang dipakai
disesuaikan dengan materi yang disusun
sedemikian rupa sehingga tercipta proses
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
minat peserta didik.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
LKPD merupakan salah satu bentuk bahan ajar
yang memuat paduan bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau
pemecahan masalah (Trianto, 2009). LKPD
dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan
untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan praktikum
atau demonstrasi.
LKPD terdiri dari dua jenis, yaitu LKPD
eksperimen dan LKPD non eksperimen. LKPD
eksperimen berupa lembar kerja yang memuat
petunjuk praktikum yang menggunakan alat-
alat dan bahan-bahan. LKPD non eksperimen
berupa lembar kerja yang memuat teks yang
menuntut peserta didik melakukan kegiatan
diskusi suatu materi pembelajaran
LKPD memuat sekumpulan kegiatan
mendasar yang harus dilakukan oleh peserta
didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
indikator pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh. Pengaturan awal dari pengetahuan
dan pemahaman peserta didik diberdayakan
melalui penyediaan bahan ajar pada setiap
kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar
menjadi lebih bermakna, dan dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik
dalam belajar IPA.
Minat belajar merupakan suatu
ketertarikan terhadap pelajaran yang kemudian
mendorong peserta didik untuk mempelajari
dan menekuni pelajaran tersebut.
Minat terhadap pelajaran dan proses
pembelajaran tidak dapat timbul dengan
sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang
dapat mempengaruhi munculnya minat.
Diantara faktor yang dapat membangkitkan dan
merangsang minat peserta didik dalam
pembelajaran IPA adalah faktor bahan ajar.
Bahan ajar yang menarik minat peserta didik
akan sering dipelajari oleh peserta didik yang
bersangkutan. Dan sebaliknya bahan ajar yang
kurang/ tidak menarik minat peserta didik tentu
akan dikesampingkan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa jika bahan ajar yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta
didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya.
Selanjutnya Singer (1987) mengemuka-
kan beberapa faktor yang dapat menimbulkan
minat peserta didik terhadap pembelajaran,
yaitu: a) pembelajaran akan menarik jika
terlihat adanya hubungan antara pelajaran dan
kehidupan nyata; b) bantuan yang diberikan
guru terhadap peserta didik dalam mencapai
tujuan tertentu; c) adanya kesempatan yang
diberikan terhadap peserta didik untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran; dan d) sikap
yang diperlihatkan pendidik dalam usaha
meningkatkan minat peserta didik.
Minat peserta didik dalam belajar dapat
dilihat dari indikator berikut ini (Slameto,
2013):
a. Perasaan senang
Apabila seorang peserta didik memiliki
perasaan senang terhadap pelajaran tertentu
maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk
belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti
pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan
hadir saat pelajaran.
b. Keterlibatan peserta didik
Ketertarikan seseorang akan obyek yang
dipelajari mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 668
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya,
dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
c. Ketertarikan
Berhubungan dengan daya dorong peserta
didik terhadap ketertarikan pada sesuatu
benda, orang, kegiatan atau bisa berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam
mengikuti pelajaran, dan tidak menunda
tugas dari guru.
d. Perhatian peserta didik
Minat dan perhatian merupakan dua hal
yang dianggap sama dalam penggunaan
sehari-hari, perhatian merupakan
konsentrasi peserta didik terhadap
pembelajaran dengan mengesampingkan
yang lain. Jika peserta didik memiliki minat
pada obyek tertentu maka dengan
sendirinya akan memperhatikan obyek
tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan
guru dan mencatat materi.
Berdasarkan uraian tersebut maka bahan
ajar yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
sehingga dapat menarik minat peserta didik
dalam belajar. Diantara bahan ajar yang dapat
digunakan adalah LKPD berbasis praktikum.
Menurut Yenti (2014) melalui
praktikum peserta didik akan lebih paham
konsep yang akan dipelajari, terbangkitnya
motivasi untuk belajar IPA, berkembang
keterampilan sains, dan tumbuh sikap
ilmiahnya. Dalam melakukan sebuah praktikum
memerlukan adanya suatu sarana penunjang
yang baik agar pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode praktikum dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah
satu sarana penunjang yang digunakan oleh
pendidik adalah Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) sebagai lembar petunjuk percobaan.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
merupakan sarana yang dapat digunakan
pendidik untuk meningkatkan keterlibatan dan
aktivitas peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Bentuk soal yang membosankan juga
dapat mengurangi keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
LKPD yang dikembangkan sebelumnya
oleh Hidayatutsani (2015) yaitu untuk
membantu peserta didik dalam memahami
materi gelombang, getaran, dan gelombang api.
Pengembangan LKPD menggunakan
pendekatan interaksi-interkoneksi dengan Al
Qur’an menggunakan model informatif yang
dapat digunakan sebagai bahan ajar.
Selanjutnya Muchlisoh (2014) mengembangkan
LKPD yang memuat kegiatan percobaan,
kegiatan diskusi, informasi pendukung serta
tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai oleh peserta didik. Pada
LKPD ini hanya memuat materi energi dalam
sistem kehidupan untuk peserta didik SMP
kelas VII.
Pada penelitian ini dikembangkan
LKPD berbasis praktikum pada pembelajaran
IPA kelas VIII semester 2 yang valid, praktis,
dan efektif.
2 Metode Jenis penelitian adalah penelitian
pengembangan atau Research and Development
(R&D) dengan 4-D models oleh Thiagarajan
dan Sammel. Model ini terdiri dari empat tahap,
yaitu define (pendefinisian), design
(perencanaan), develop (pengembangan), dan
disseminate (penyebaran) (Trianto, 2014).
Produk yang dikembangkan adalah LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis
praktikum pada pembelajaran IPA di MTsN
kelas VIII semester 2.
Instrumen yang digunakan adalah
angket untuk menguji kualitas produk dari
aspek validitas, aspek praktikalitas, dan aspek
efektifitas. Validator LKPD berbasis praktikum
adalah dua ahli media, dua ahli materi IPA, dan
satu ahli bahasa Bahasa Indonesia. Untuk uji
praktikalitas dilakukan oleh dua orang guru IPA
di MTsN kota Padang, dan ditambah 38 orang
peserta didik kelas VIII sebagai praktikan.
Angket disusun dalam bentuk skala Linkert
dengan kategori positif, yaitu pernyataan positif
memperoleh bobot tertinggi dalam rincian
sebagai berikut :
Tabel 1. Bobot pernyataan penilaian
Pernyataan Bobot
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 669
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Sangat Tidak
Setuju 1
(Sugiyono, 2010)
Jenis data pada penelitian ini adalah data
kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif yaitu
data yang diambil dari hasil validasi LKPD
berbasis praktikum yang dilakukan oleh
validator, data praktikalitas dari pendidik dan
peserta didik, serta data efektifitas diambil dari
hasil evaluasi peserta didik melalui lembar
efektifitas LKPD berbasis praktikum.
Data kualitatif diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara dengan pendidik,
serta saran dan masukan dari 5 orang validator,
saran dan masukan dari hasil praktikalitas, dan
saran dari hasil efektifitas LKPD berbasis
praktikum yang telah dikembangkan.
Penilaian ditentukan berdasarkan
kriteria interpretasi skor yang diperoleh.
Perhitungan data nilai hasil angket dianalis
dalam skala (0-100%) dilakukan dengan
menggunakan rumus:
𝑃 =𝑋
𝑌 𝑥 100 %
Keterangan :
P = Nilai aspek yang diukur
X = Skor yang diperoleh
Y = Skor maksimum
Kategori hasil pembobotan penilaian
berdasarkan Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Kategori penilaian LKPD
Berbasis Praktikum
No Interval Kategori
1 81%-100% Sangat Valid
2 61%-80% Valid
3 41%-60% Cukup valid
4 21% -40% Kurang valid
5 0%-20% Tidak Valid
(Riduwan, 2009)
3 Hasil dan Pembahasan
Hasil
Penelitian ini menggunakan model 4-D
models oleh Thiagarajan dan Sammel. Terdiri
empat tahap, yaitu:
Pertama, tahap pendefinisian (define) terdiri
dari langkah analisis ujung depan. Analisis
dilakukan dengan melakukan observasi ke
lokasi penelitian dan wawancara dengan
pendidik IPA untuk mencari informasi tentang
permasalahan dalam pembelajaran. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara diperoleh data
bahwa masalah yang terjadi diantaranya adalah
pada saat proses pembelajaran IPA, yaitu
kurangnya minat atau daya tarik peserta didik
untuk belajar. Salah satu faktor penyebabnya
adalah pendidik cenderung menjelaskan materi
yang hanya bersumber kepada buku paket.
LKPD yang digunakan hanya berisi latihan
hitung-hitungan saja.
Selanjutnya dilakukan analisis peserta didik
dengan cara melakukan wawancara terhadap
beberapa peserta didik kelas VIII. Wawancara
juga dilakukan dengan pendidik untuk
mengetahui karakteristik peserta didik, serta
mencari teori tentang karakter peserta didik
sesuai rentang usianya. Berdasarkan analisis
peserta didik, maka dari segi usia, pada
umumnya peserta didik yang duduk di kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) memiliki
usia rata-rata 11-13 tahun. Menurut teori belajar
Piaget, anak yang berusia demikian, termasuk
berada pada tahap operasional formal, kisaran
11/12-18 tahun. Ciri pokok perkembangan anak
pada tahap ini adalah memiliki pemikiran
abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan.
Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui
penggunaan eksperimental sistematis Trianto
(2014). Bedasarkan hasil analisis, diperoleh
data bahwa peserta didik yang akan dijadikan
aspek penelitian ini berada pada tahap sudah
bisa berfikir logis, mampu mengembangkan
hipotesis dan menarik kesimpulan.
Hasil wawancara dengan peserta didik,
diperoleh juga data bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran IPA didominasi dengan
penjelasan materi yang identik dengan rumus-
rumus, sehingga peserta didik merasa pelajaran
IPA menjadi kurang menarik dan kurang
meningkatkan minat belajar peserta didik.
Selanjutnya dilakukan analisis kurikulum
untuk melihat tuntunan Kompetensi Inti dan
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 670
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi Dasar sesuai Kurikulum 2013.
Setelah itu dilakukan analisis konsep untuk
menentukan isi dan materi pelajaran yang
dibutuhkan dalam pengembangan LKPD
Berbasis Praktikum yang memenuhi indikator
dan tujuan pembelajaran sesuai kurikulum
2013.
Kedua, tahap perancangan (design)
terdiri dari langkah penyusunan instrument
untuk menilai instrumen penelitian yang terdiri
dari lembar validitas, praktikalitas, dan
efektifitas. Lalu, dilakukan pemilihan media
atau bahan ajar untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik
materi, analisis kurikulum, analisis konsep, dan
karakteristik peserta didik. Dari hasil analisis
ditentukan bahwa bahan ajar yang sesuai adalah
LKPD Berbasis Praktikum pada pembelajaran
IPA. Dilanjutkan dengan memilih
format/komponen LKPD berbasis praktikum.
Format LKPD adalah sebagai berikut: judul
eksperimen, teori singkat tentang materi, alat
dan bahan, prosedur eksperimen, data
pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan
untuk bahan diskusi. Langkah desain awal
dilakukan untuk membuat LKPD Berbasis
Praktikum sesuai dengan kerangka isi hasil
analisis kurikulum dan materi.
Contoh hasil rancangan LKPD dapat
dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4
berikut ini.
Gambar 1. Cover LKPD
berbasis praktikum
Gambar 2 Petunjuk LKPD
Berbasis Praktikum
Gambar 3. KD dan Indikator
Gambar 4. Langkah-langkah percobaan
LKPD berbasis praktikum
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 671
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Ketiga, tahap pengembangan (develop)
terdiri atas langkah validasi ahli untuk
memvalidasi produk serta mendapatkan saran
dari ahli sehingga dihasilkan LKPD berbasis
praktikum yang memenuhi kategori valid.
Setelah melakukan validasi dengan 5 orang
validator, terdapat beberapa saran dan
perubahan demi kesempurnaan LKPD yang
dikembangkan. Berdasarkan saran para
validator, revisi dilakukan pada materi, bahasa,
warna, dan gambar yang digunakan.
Selanjutnya dilakukan uji coba
pengembangan untuk mengetahui masukan
berupa respon, reaksi, dan komentar dari
pendidik dan peserta didik agar dihasilkan
produk yang praktis. Hasil yang diperoleh dari
uji coba terbatas yaitu, bahan ajar yang
ditampilkan sangat bagus, dapat membuat
mudah mengerti dan dipahami, menjadikan
wawasan bertambah banyak, dan dapat
memahami materi yang belum dipahami. Dari
pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran
berlangsung di dalam kelas, secara umum
peserta didik antusias dan semangat dalam
belajar maupun mengerjakan langkah-langkah
percobaan yang terdapat pada LKPD berbasis
praktikum.
Berdasarkan saran dari uji coba terbatas,
semua peserta didik berkomentar bahwa LKPD
berbasis praktikum sudah terlihat menarik dan
mudah dimengerti dan didapatkan hasil sangat
praktis.
Keempat, tahap penyebaran (disseminate)
terdiri atas langkah penyebaran produk untuk
menentukan keefektifan terhadap minat belajar
peserta didik. Peserta didik diminta untuk
memberikan tanggapan mengenai LKPD
berbasis praktikum dengan menyebarkan
angket. Tahap ini diakhiri dengan pengemasan
produk yang dihasilkan ke dalam bentuk media
cetak supaya produk dapat dimanfaatkan oleh
peserta didik dan pendidik.
Uji Kualitas Produk
Validitas Produk
Validitas LKPD berbasis praktikum
dilakukan oleh 5 ahli yang kompeten pada
bidang masing-masing. Validator media
pembelajaran IPA terdiri atas dua ahli
media, dua ahli materi IPA, dan satu ahli
bahasa. Validasi bahan ajar berupa LKPD
berbasis praktikum didasari oleh empat
indikator, yaitu:
a. Kelengkapan LKPD, terdiri dari judul,
petunjuk, belajar, KI/KD, materi
pelajaran, informasi pendukung, paparan
isi materi, langkah kerja, dan penilaian.
b. Kelayakan isi/materi, sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD), sesuai dengan
indikator, sudah relevan dengan
kurikulum 2013, sistematis, mudah
dipahami, contoh yang diberikan sesuai
dengan materi, prosedur penyelesaian
masalah, memberikan informasi
keterkaitan antara sains dan islam, serta
memuat soal-soal
c. Kelayakan bahasa, sesuai dengan EYD,
mudah dipahami, dan menggunakan
kalimat yang sederhana.
d. Kelayakan kegrafisan, meliputi tampilan
sampul, desain, ukuran huruf, jenis
huruf, gambar, serta keindahan pada
tulisan.
Berdasarkan penilaian ahli terhadap empat
indikator tersebut, maka hasil validasi
LKPD berbasis praktikum yang dilakukan
atas keseluruhan indikator, dihasilkan nilai
rata-rata sebagaimana terdapat pada Tabel 3
berikut ini:
Tabel 3. Nilai Rata-rata Validasi LKPD
Berbasis Praktikum
No. Indikator Nilai
rata-rata
(%)
Kategori
1 Kelengkapan
LKPD 95 Sangat
Valid
2 Kelayakan
Isi/materi 89 Sangat
Valid
3 Komponen
Bahasa 92 Sangat
Valid
4 Kegrafisan 88
Sangat
Valid
Nilai Rata-rata 91 Sangat
Valid
Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat
bahwa dari keempat indikator validasi LKPD
berbasis praktikum, baik dari aspek
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 672
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
kelengkapan LKPD, kelayakan isi/materi,
komponen bahasa, serta kegrafisan
memperoleh nilai sangat valid. Nilai
tertinggi diperoleh pada aspek kelengkapan
LKPD dengan nilai 95%, dan nilai terendah
adalah aspek kegrafisan dengan nilai 88%.
Nilai rata-rata hasil validasi oleh validator
tersebut adalah sebesar 91%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut
ini:
Gambar 5. Nilai Rata-rata Validasi
LKPD Berbasis Praktikum
Praktikalitas Produk
Uji praktikalitas produk dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik untuk
mengetahui kepraktisan penggunaan LKPD
berbasis praktikum. Indikator angket
praktikalitas produk yang dinilai oleh
pendidik dan peserta didik meliputi aspek
tampilan dan kemudahan dalam proses
penggunaan, kemudahan dalam pemahaman
materi, dan meningkatkan minat belajar.
Indikator tersebut kemudian dijabarkan
menjadi:
a. menggunakan petunjuk yang jelas
b. tampilan menarik
c. waktu untuk memahami materi lebih
singkat
d. memudahkan pendidik dan peserta didik
e. dapat digunakan untuk belajar mandiri
f. menggunakan bahasa yang sederhana
g. bahasa yang digunakan mudah
dipahami
h. membantu peserta didik
menghubungkan materi IPA dengan
kehidupan sehari-hari
i. membantu peserta didik dalam
memahami materi IPA
j. soal-soal dapat memudahkan pendidik
dalam membantu peserta didik untuk
memahami materi IPA.
Berdasarkan penilaian pendidik dan peserta
didik di kelas VIII untuk mengetahui
kepraktisan penggunaan LKPD berbasis
praktikum dari aspek-aspek tersebut,
diperoleh nilai rata-rata praktikalitas sebagai
berikut:
Tabel 4. Nilai Hasil Rata-rata
Praktikalitas Produk
No Praktisi Nilai Rata-
rata (%)
Kategori
1 Pendidik 92 Sangat
Praktis
2 Peserta
didik 83
Sangat
Praktis
Nilai rata-rata 88 Sangat
Praktis
Berdasarkan data pada Tabel 4 terlihat
bahwa hasil praktikalitas oleh pendidik
berada pada kategori sangat praktis dengan
nilai 92%. Dan hasil praktikalitas oleh
peserta didik juga berada pada kategori
sangat praktis dengan nilai 83%.
Perbandingan nilai pendidik dan peserta
didik lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 6 berikut:
Gambar 5. Nilai rata-rata praktikalitas
LKPD berbasis praktikum
Efektifitas
95
89 92
88 84868890929496
%
92
83
Pendidik
Peserta didik
75 80 85 90 95
Nilai Rata-rata Praktikalitas
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 673
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Uji efektifitas untuk LKPD berbasis
praktikum pada pembelajaran IPA dilihat
dari aspek minat belajar peserta didik
setelah menggunakan LKPD. Uji efektifitas
dilakukan oleh 38 orang peserta didik kelas
VIII MTs. Nilai rata-rata dari seluruh
peserta didik yaitu sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Efektifitas LKPD
No Aspek Pernyataan Nilai
(%) Kategori
1 Memudahkan dalam
memahami konsep 90
Sangat
Efektif
2 Menyelesaikan soal-
soal dengan
percobaan sederhana.
88 Sangat
Efektif
3 Dapat memahami
materi dengan LKPD
berbasis praktikum
88 Sangat
Efektif
4 Memudahkan
mengerjakan soal
yang berhubungan
dengan fisika
85 Sangat
Efektif
5 Tertarik mengerjakan
soal-soal fisika 88
Sangat
Efektif
6 Dapat
mengelompokkan
contoh materi fisika
81 Sangat
Efektif
7 Dapat dengan mudah
menerapkan materi
fisika dalam
kehidupan sehari-
hari
86 Sangat
Efektif
8 Dapat memberikan
contoh peristiwa
yang berhubungan
dengan materi fisika
83 Sangat
Efektif
Nilai rata-rata 86 Sangat
Efektif
Tabel 5. menunjukkan hasil analisis
efektifitas LKPD berbasis praktikum
berdasarkan angket efektifitas yang diisi oleh
peserta didik. Dari hasil analisis efektifitas
diperoleh nilai rata-rata 86%, dengan
kategori sangat efektif.
Hasil uji validitas, praktikalitas dan
efektivitas terhadap LKPD berbasis
praktikum dapat dirangkum seperti pada
Gambar 6 berikut ini:
Gambar 6. Rata-rata nilai
LKPD berbasis praktikum
Berdasarkan data dari Gambar 6 terlihat
bahwa LKPD berbasis praktikum yang
dikembangkan memiliki nilai validitas 91%,
praktikalitas 88%, dan efektivitas 68%.
Dimana LKPD tersebut tergolong sangat
valid, sangat praktis, dan sangat efektif
terhadap minat belajar IPA peserta didik di
Madrasah Tsanawiyah.
Pembahasan
Validitas
Agar suatu produk dapat digunakan sesuai
dengan tujuannya, maka perlu dilihat
validitas produk tersebut. Validitas
merupakan penilaian terhadap rancangan
suatu produk, apakah produk tersebut sudah
tepat dan dapat digunakan dengan baik atau
belum. Produk pengembangan berupa LKPD
berbasis praktikum dapat dikatakan valid
apabila telah mencapai nilai validitas
minimal 61% sampai 81%. Sugiyono (2011)
menyatakan bahwa validasi produk
dilakukan oleh beberapa pakar/ahli yang
berpengalaman untuk menilai kelemahan dan
kekuatan produk yang dihasilkan. Produk
yang dikembangkan dinyatakan valid oleh
validator melalui beberapa indikator
penilaian validitas yaitu validitas media,
validitas materi, dan validitas bahasa.
Berdasarkan kategori yang diperoleh pada
masing-masing variabel validasi bahan ajar
pembelajaran fisika maka nilai rata-rata
secara keseluruhan hasil validasi sebesar
91% dengan kategori sangat valid. Kualitas
produk LKPD berbasis praktikum pada
91
88
86
82 84 86 88 90 92
Validitas
Praktikalitas
Efektivitas
Rata-rata Nilai LKPD
%
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 674
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
pembelajaran IPA sudah memenuhi kualitas
sangat valid dari aspek kelengkapan media,
kelayakan isi/materi, komponen bahasaan,
dan kegrafisan. Dengan demikian maka
LKPD berbasis praktikum dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek
yang divalidasi pada produk tersebut tersebut
sesuai dengan pendapat Nieeven (2013).
Praktikalitas
Kepraktisan dilihat dari aspek apakah produk
mudah digunakan oleh pendidik dan peserta
didik. Berdasarkan kualitas produk tersebut
LKPD berbasis praktikum sudah memenuhi
kualitas sangat praktis (Nieeven, 2013).
Kepraktisan disini adalah praktis dalam
penggunaan bahan ajar dan dalam
pemahaman konsep pembelajaran fisika
dengan LKPD berbasis praktikum untuk
membantu minat belajar peserta didik.
Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan
dan kemajuan yang didapatkan peserta didik
dengan menggunakan LKPD berbasis
praktikum.
Hasil uji praktikalitas LKPD berbasis
praktikum oleh 2 orang pendidik diperoleh
nilai 92% dengan kategori sangat praktis.
Hal ini menunjukkan bahwa LKPD berbasis
praktikum pada pembelajaran IPA sangat
praktis digunakan oleh pendidik. Penilaian
praktikalitas oleh 38 orang peserta didik
kelas VIII diperoleh nilai 83% dengan
kategori sangat praktis. Dari segi
penggunaan, LKPD berbasis praktikum
hemat waktu, mudah digunakan, hemat
biaya, hemat tenaga, mudah memahami
materi, dan mudah dalam meningkatkan
minat belajar. Berdasarkan hal tersebut maka
menurut kualitas produk Nieeven (2013)
LKPD berbasis praktikum pada
pembelajaran fisika sudah memenuhi kriteria
sangat praktis.
Efektifitas
Efektifitas LKPD berbasis praktikum dilihat
dari aspek minat belajar peserta didik yang
diketahui melalui pengisian angket oleh 38
peserta didik. Hasil uji efektifitas setelah
peserta didik menggunakan LKPD berbasis
praktikum menunjukkan bahwa nilai rata-
rata sebesar 86% dengan kategori sangat
efektif. Menurut Mulyasa (2007) suatu
pembelajaran dapat efektif apabila seluruh
peserta didik dilibatkan secara aktif baik
mental, fisik dan sosial.
Berdasarkan uji efektifitas penggunaan
LKPD berbasis praktikum terhadap minat
belajar peserta didik, pencapaian indikator
penilaiannya telah melibatkan peserta didik
secara aktif segi mental, fisik, dan sosial.
Indikator penilaian efektifitas LKPD
diantaranya perasaan senang (mental),
ketertarikan dan perhatian terhadap
pembelajaran (fisik), serta keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran (sosial)
telah berkategori sangat efektif. LKPD
berbasis praktikum yang dikembangkan telah
dapat membantu peserta didik meningkatkan
minat belajar. Berarti pembelajaran telah
terlaksana sesuai dengan karakteristik materi
dan karakteristik peserta didik di Madrsah
Tsanawiyah.
4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa LKPD berbasis
praktikum pada pembelajaran IPA pada
kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah telah
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
Nilai rata-rata validitas produk LKPD
berbasis praktikum adalah 91%, praktikalitas
88%, dan efektivitas 68%. Dimana LKPD
tersebut tergolong sangat valid, sangat
praktis, dan sangat efektif terhadap minat
belajar IPA peserta didik di Madrasah
Tsanawiyah.
References
Hidayatutsani, Fathma. 2015. Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
IPA dengan Pendekatan Integrasi-
Interkoneksi untuk Peserta Didik
SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 4, Nomor 2, September, 2018, Page 664 - 675 675
ISSN 2477– 6181 Pengembangan LKPD Berbasis Praktikum pada Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah
Muchlisoh, Siti Lulu’atul. 2014. Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
IPA dengan Energi dalam Sistem
Kehidupan untuk SMP Kelas VII.
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Bandung: Remaja
Rosda Karya
Nieveen, Nienke. 2013. Educational Design
Research. SLO, Enschede:
Netherlands.
Permendikbud No 103 Tahun 2014. Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
Prastowo,Andi. 2014. Pengembangan Bahan
Ajar Tematik (Tinjauan Teoritis dan
Praktik), Jakarta: Kecana
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar.
Jakarta: Rajawali
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung : Alfabeta
.2011. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana
_____. 2014. Model Pembelajaran Terpadu:
Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi
Aksara.
Vesa, Fragraria, dkk.2014. Penerapan LKS
dengan Format Slim-n-Blim pada
Materi Pesawat Sederhana untuk Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Babat.
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
(JIPF). 3 (1): 25-29
Yenti, Welna Risna, dkk. 2014. Pengembangan
LKS Pratikum Berbasis KIT Fisika
untuk Kelas X SMA/MA Batusangkar.
Jurnal Pendidikan MIPA. 1 (1): 37-39